Senin, 24 Mei 2010

Kebudayaan Indonesia

               kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Indonesia memiliki berbagai macam elemen kebudayaan, seperti tari-tarian, ritual, musik dan lagu, cerita rakyat, pakain adat, seni pertunjukan dan masih banyak lagi.
    
Tarian 

Tarian adalah ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang biasanya dipadu dengan alunan musik. Tarian terkait pula dengan momen, dapat melukiskan tentang suatu peristiwa: perang, suasana duka, penghormatan pada raja, atau pengejawantahan sebuah norma, misalnya seperti pengabdian seorang perempuan dalam budaya Jawa.

Perkembangan tari di Indonesia berhubungan erat dengan perkembangan masyarakat. James R. Brandon (1967) membagi perkembangan pertunjukan di Asia Tenggara dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu:

1. Periode pra-sejarah, sekitar 2500SM-100M.
2. Periode masuknya kebudayaan India, 100-1000.
3. Periode masuknya pengaruh Islam, 1300-1750.
4. Periode masuknya negara barat, 1750-akhir perang dunia ke-2.
Perkembangan masyarakat dan keseniannya tidak merupakan perkembangan yang terputus satu sama lain, melainkan saling berkesinambungan dan tidak terputus.

Contoh tarian :
Tarian Dari Propinsi Sumatera Selatan
Tarian Dari Propinsi Bangka Belitung
Tarian Dari Propinsi Bengkulu
Tarian Dari Propinsi Lampung
Tarian Dari Propinsi DKI Jakarta
Tarian Dari Propinsi Banten
Tarian Dari Propinsi Jawa Barat

Cerita Rakyat

Bagi sebagian besar penduduk di Asia, dominannya cerita rakyat terdiseminasi secara lisan. Meskipun demikian, tidak sedikit karya-karya intelektual Asia, yang sekalipun diukur dengan standar peradaban masa kini, dinilai memiliki gagasan dan tingkat kerumitan yang tinggi. Keluhuran ini juga ditemui dalam manuskrip intelektual proto-Indonesia. Inilah alasan penghimpunan sumber lisan dan non-lisan Budaya Indonesia. Tradisi lisan atau folklor lisan bisa berbentuk cerita, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat. Bentuk yang banyak digunakan adalah bentuk cerita dan fabel, misalnya cerita Nyai Roro Kidul atau Si Kancil.

Mengapa penggunaan tradisi lisan menjadi penting? Tradisi lisan/folklore mencerminkan suatu aspek kebudayaan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, dan tema-tema kehidupan yang mendasar, misalnya kelahiran, kehidupan keluarga, penyakit, kematian, penguburan dan malapetaka, atau bencana alam yang universal, seperti yang terdapat dalam cerita Nyai Roro Kidul, Malin Kundang dan Gretel dan cerita lainnya. Cerita tradisi lisan yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia yang berbeda ini mengandung norma-norma kehidupan yang patut dijadikan contoh dalam kebiasaan dan kehidupan sehari-hari, tidak hanya di lingkungan sosial tertentu, tapi juga dalam lingkungan masyarakat luas pada umumnya.

Contoh cerita rakyat : telaga warna, sangkuriang ,lutung kasarung (Jabar), Pangeran katak (Bali), Jaka Tarub (Jatim), Bawang putih dan bawang merah (Jateng), dan masih banyak lagi cerita - cerita rakyat yang menarik untuk di baca.


daftar pustaka :
From http://www.budaya-indonesia.org/iaci/Halaman_Utama
                                                                                        

Tidak ada komentar: